div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:110px;height:130px;">animasi blog
Animasi Blog

Senin, 29 April 2013

makala hernia

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Penyakit hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalahpenyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisanotot dindingperut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.

Berasal dari bahasaLatin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnyatestis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh denganaktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan
stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya.
Penjelasan mengenai penyakit hernia dan proses keperawatannya akan dibahas pada bab selanjutnya.

2.      Rumusan Masalah
Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan hernia.

3.      Tujuan
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan hernia.
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Definisi
Penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intraabdominal (sebagian atau seluruhnya) melalui lubang atau defek dinding abdomen.

2.    Jenis hernia inguinalis
  • Hernia inguinalis direct
  • Hernia inguinalis indirect.

3.    Etiologi
            Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat.hernia dapat dijumpai pada setiap usia,tetapi lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia,pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.selain itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dianggap berperan causal adalah:prosesus vaginalis yang terbuka,peninggian tekanan dalam rongga perut,dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

4.    Patofisiologi
            Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu:
  • kanalis inguinalis yang berjalan miring
  • adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi
  • adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.
Gangguan pada ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. sebaliknya bila otot  dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
5.    Epidemiologi
            Insiden hernia meningkat seiring dengan bertambahnya umur.mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.
           
6.    Diagnosis
            Tanda klinis dan pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia.pada inspeksi saat pasien mengedan,dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang bejalan dari lateral atas ke medial bawah.kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari 2 lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera,tetapi umumnya tanda ini sukar di tentukan.
Kalau kantung hernia berisi organ, tergantung pada isinya; pada palpasi mungkin teraba usus,omentum, atau ovarium. Pada anak, dengan jari telunjuk atau jari kelingking, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit scrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.Dalam hal mereposisi, pada waktu jari masih berada di annulus eksternus, pasien diminta mengedan.kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis,dan  kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya,berarti hernia inguinalis medialis.

7.    Gambaran klinis
            Pada umumnya pada orang dewasa keluhannya berupa benjolan dilipatan paha yang timbul pada waktu mengedan,batuk,atau pada saat mengangkat beban berat,  dan menghilang waktu istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang kadang perut kembung,harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata.
            Pada inspeksi,perhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha,skrotum,atau labia dalam posisi berbaring dan berdiri.pasien diminta mengedan atau batuk,sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,diraba konsistensinya,dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi.

8.    Diferensial diagnosa :
  • Herniasi dari lemak preperitonial yang melewati kanalis inguinalis menuju funikulus spermatikus
  • Hernia femoralis
  • Hidrokel
  • Lymphadenopathy atau abces pada lipatan paha
  • Varicocele
  • Residual hematome bekas trauma

9.    Penatalaksanaan
            Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi.
Satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional adalah pengobatan secara operatif. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
Jenis bedah yang bisa dilakukan, adalah:

A. Open hernia repair surgery

1.      Herniotomi

Operasi dengan cara ini dilakukan dengan pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.kantung hernia di jahit-ikat setinggi mungkin lalu di potong.

Ø  ligasi tinggi simple (marcy repair)
Ø  bassini repair (tension repair) tehnik operasi hernia dengan menjahit saccus hernia kebelakang tanpa dilengkapi dengan alat bantu untuk menguatkan hernia tersebut agar tidak mengalami protrusi kembali. Meskipun tehnik Bassini ini tidak lagi menjadi standar terapi dikarenakan angka kekambuhan hernia yang tinggi, waktu penyembuhan yang lama, dan nyeri pasca operasi, namun tehnik ini terkadang masih digunakan hingga saat ini
Ø  halsted repair
Ø  shouldice repair
Ø  cooperligament lotheissen mcvay repair
Ø  prepertoneal approach

2.      Hernioplasti

Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.dikenal berbagai metode hernioplastik, seperti memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan muskulus transversus internus abdominis dan muskulus oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini,atau menjahitkan fasia transversa,muskulus trasnversus abdominis, muskulus oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode Mc Vay. Bisa juga dilengkapi dengan syntetic mesh yaitu berupa tambalan berupa jaring-jaring sintetis yang berfungsi menguatkan regio inguinal; Beberapa tehnik yang populer diantaranya
(1)   Lichtenstein (mesh yang datar diletakkan di ventral defek)
(2)   Kugel (mesh diletakkan di dorsal defek)
(3)   Plug and Patch (mesh diletakkan di dorsal defek dan ditutup dengan tambalan type Lichtenstein)
(4)   Prolene Hernia System ( 2 lapis mesh diletakkan di ventral dan dorsal defek)
            Pada hernia congenital pada bayi dan anak-anak yang menjadi faktor penyebabnya adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena annulus inguinalis internus cukup elastis dan dinding belakang cukup kuat.
Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap. Mengingat kejadian hernia bilateral  cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi  kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra.
Hernia bilateral pada orang dewasa, dianjurkan melakukan  operasi dalam satu tahap, kecuali jika ada kontraindikasi.
Yang penting diperhatikan  dalam tindakan operatif ialah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan.

B. Laparoscopic hernia repair

Beberapa tahun belakangan ini, seperti halnya bidang lain dalam ilmu bedah, tehnik operasi hernia inguinalis dengan laparoskopi telah muncul sebagai pilihan. Tehnik “lap” ini merupakan “tension free” dengan mesh diletakkan dalam ruang preperitoneal di  dorsal defek. Sebuah institusi pemerintahan di Inggris, NICE melakukan perbandingan data antara laparoskopi dengan open surgey dan mendapatkan hasil bahwa tehnik laparoskopi menunjukkan masa penyembuhan yang lebih cepat, rasa sakit yang lebih ringan di hari-hari pertama pasca operasi, resiko infeksi luka yang lebih kecil, perdarahan minimal dan pembengkakan (seroma) yang lebih ringan pasca operasi, angka pasien yang menderita nyeri kronik lebih sedikit (nyeri kronik ini dapat berlangsung selama setahun dan 1 dalam 30 pasien dapat menjadi parah sekali). Baru-baru ini studi skala besar di Amerika menunjukkan angka kejadian kekambuhan dalam 2 tahun pasca laparoskopi 10% dibandingkan dengan open surgery yang hanya 4%.

10.              Komplikasi
            Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Ø  Isi hernia dapat tertahan dalam kantung hernia pada hernia reponible; ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdapat isi omentum, organ ekstraperitoneal (hernia akreta).
Ø  Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedema organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantung hernia. Timbulnya oedema menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi  nekrosis dan kantung hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Ø  Retrograde inkarserata (jarang)
Tahapan-tahapan dalam Operasi hernia inguinalis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar