div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:110px;height:130px;">animasi blog
Animasi Blog

Senin, 29 April 2013

persalinan normal

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL

Dr. Suparyanto, M.Kes

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL

1. PENGERTIAN PERSALINAN
  1. Persalinan adalah proses pngeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro, 2008).
  2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).
  3. Persalinan adalah pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir (Mochtar, 1998).
  4. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin tutun ke dalam jalan lahir (Sarwono, 2009).
  5. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2009).

2.KLASIFIKASI ATAU JENIS PERSALINAN
  • Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasrkan cara dan usia kehamilan.
1.Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan
  1. Persalinan Normal (Spontan)
  2. Persalinan Buatan
  3. Persalinan Anjuran

2.Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan.
  1. Abortus
  2. Persalinan Prematur
  3. Persalinan Matur
  4. Persalinan Postmatur (Serotinus)

3. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
  • Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf, dan nutrisi.
  1. Teori penurunan hormone
  2. Teori oksitosin
  3. Teori plasenta menjadi tua
  4. Teori iritasi mekanik
  5. Teori distensi rahim
  6. Teori berkurangnya nutrisi

4. TANDA-TANDA PERSALINAN 

1.Tanda permulaan persalinan
  1. Lightening, pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
  2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
  3. Susah kencing (polakisuria)
  4. Ada perasaan sakit di perut dan di pinggang.
  5. Serviks menjadi lebih lembek, mulai mendatar, dan sekresinya betambah bisa bercampur darah (bloody show).
2. Tanda persalinan
  1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
  2. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan robekan kecil pada serviks.
  3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
  4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN

1.Kekuatan mendorong janin keluar (power)
  1. His (kontraksi uterus): Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.
  2. Kontraksi otot-otot dinding perut.
  3. Kontraksi diafragma.
  4. Ligamentous action terutama ligamentum rotundum.
2. Faktor janin (passager)
  1. Sikap janin (habitus).
  2. Letak janin (situs).
  3. Presentasi.
  4. Bagian terbawah janin.
  5. Posisi janin.
3.Faktor jalan lahir (passage)
  1. Bagian keras: Tulang-tulang panggul (rangka panggul).
  2. Bagian lunak: Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen.
4. Faktor psikologi ibu
  • Ibu bersalin yang didampingi suami dan orang-orang yang dicinyainya yang cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya.
5. Faktor penolong
  • Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal.

6.KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN
  1. Dukungan fisik dan psikologis
  2. Kebutuhan makanan dan cairan
  3. Kebutuhan eliminasi
  4. Posisioning dan aktifitas
  5. Pengurangan rasa nyeri

7.TAHAPAN PERSALINAN

1. KALA I PERSALIAN
  • Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks membuka lengkap (10 cm).
  • Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu:
a. Fase laten
  • Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm, dan umumnya fase laten berlangsung selama 8 jam.
b.Fase aktif
  1. Fase akselerasi; dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm - 4 cm.
  2. Fase dilatasi maksimal; dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung cepat, dari 4 cm - 9 cm.
  3. Fase deselerasi; pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm - lengkap 10 cm.

A.PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA I
  1. Perubahan pada serviks
  2. Perubahan system kardiovaskuler
  3. Perubahan metabolisme
  4. Perubahan system respirasi
  5. Kontraksi uterus
  6. Perubahan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
  7. Perubahan hematologis
  8. Perubahan renal
  9. Perubahan gastrointestinal
  10. Perubahan suhu badan
  11. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
  12. Perubahan pada anus (Sistem pencernaan)

B.PERUBAHAN PSIKOLOGI KALA I
  • Kondisi psikologi yang sering terjadi selama persalinan kala I :
  1. Kecemassan dan ketakutan pada dosa-dosa/kesalahan diri sendiri.
  2. Timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan, dan konflik-konflik batin.
  3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, badan selalu kegerahan, tidak sabaran.

C.ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN KALA I
  1. Manajemen kala I: a.Mengidentifikasi masalah; b.Pemeriksaan abdomen; c.Menilai data dan membuat diagnosis; d.Membuat rencana asuhan.
  2. Penggunaan partograf
  3. Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis
  4. Pengenalan tanda bahaya kala I, seperti: a. Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah; b. Persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu); c. Ketuban pecah dan air keruban bercampur mekonium disertai tanda-tanda gawat janin.
  5. Pendokumentasian kala I

2. KALA II PESALINAN
  • Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
  1. Pembukaan serviks telah lengka (10 cm), atau
  2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Tanda dan gejala kala II:
  1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
  2. Ibu merasakan meningkatnya tekanan pada rectum dan/ vagina.
  3. Perineum terlihat menonjol.
  4. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
  5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
A.PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA II DAN ASUHAN SAYANG IBU

1. Perubahan fisologis
  • Kontraksi uterus
  • Kontraksi otot abdomen
  • Vulva dan vagina,
  • Kontraksi persalinan
  • Janin,

2. Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
  1. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran.
  2. Tentramkan hati ibu selama kala II persalinan dan bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.
  3. Saat pembukaaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran apabila ada dorongan kuat untuk meneran.
  4. Anjurkan ibu untuk minum selam kala II persalinan karena ibu akan mudah mengalami dehidrasi selama persalinan dan kelahiran.
  5. Perbolehkan ibu untuk mencari posisi apapun yang nyaman baginya.

B. MEKANISME PERSALINAN NORMAL
  • Adalah proses adaptasi dan akomodasi yang tepat antara bagian kepala terhadap bebagai sekmen panggul, agar proses persalinan dapat berlangsung atau perubahan posisi bagian terendah (Mac Donald,1991).

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN KALA II

1. Pada kala II ini dilakukan pemantauan terhadap ibu, yang meliputi
  1. Kontraksi atau his
  2. Tanda-tanda kala II
  3. Keadaan umuma
  4. Kemajuan persalinan:a.Pembukaan serviks; b. Penurunan kepala janin; c. His
2. Pemantauan pada bayi meliputi :
  1. Sebelum lahir:a. Denyut jantung janin; b. Cairan ketuban; c. Moulase atau penyusupan kepala janin
  2. Saat lahir: Apgar scor

D.MANUVER TANGAN DALAM PERSALINAN 

1.Perasat Ritgen
  • Bila perineum meregang dan menipis, tangan kiri penolong menekan bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan yang melalui kulit perineum, coba mengkait dagu janin dan tekan ke arah simpisis pelan-pelan.
2. Melahirkan Bahu
  • Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi. Setelah rotasi eksternal letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan ke arah bawah dan luar secara lembut (ke arah tulang punggung ibu) hingga bahu anterior tampak di bawah arcus pubis. Angkat kepala bayi ke arah atas dan luar (mengarah ke langit-langit untuk melahirkan bahu posterior bayi) .
3. KALA III PERSALINAN
  • Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

A. MEKANISME PELEPASAN PLASENTA
  • Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau stimulus) setelah kala II selesai. Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus plasenta.
1. Tanda – tanda lepasnya plasenta
  • Perubahan bentuk dan tinggi fundus
  • Tali pusat memanjang
  • Semburan darah mendadak dan singkat
2. Cara pelepasan plasenta
  • Metode Ekspulsi Schultze
  • Metode Ekspulsi Matthew-Duncan
3. Pengeluaran plasenta
  • Plasenta dikeluarkan dengan melakukan tindakan manual bila :
  1. Perdarahan lebih dari 400 sampai 500 cc
  2. Terjadi retensio plasenta
  3. Bersamaan dengan tindakan yang disertai narkosa
  4. Dari anamnesa terdapat perdarahan habitualis.
4.Pemeriksaan plasenta dan selaputnya
  • Setelah plsenta lahirr bersama selaputnya, selanjutnya dilakukan pemeriksaan yang cermat terhadap :
  1. Kotiledon, yang berjumlah 20 buah.
  2. Permukaan plasenta janin.
  3. Kemungkinan terdapat plasenta suksenturiata.

Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta menyebabkan :
  1. Perdarahan puerperium yang berkepanjangan.
  2. Bahaya infeksi
  3. Terjadi polip plasenta
  4. Degenerasi ganas menjadi kariokarsinoma

B. MANAJEMEN AKTIF KALA III
  • Manajemen aktif kala III adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta), untuk mambantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
  • Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
  1. Pemberian oksitosin
  2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
  3. Pemijatan masase fundus uteri.
Deteksi Dini Patologi Kala III
  1. Atonia uteri
  2. Inversio uteri
  3. Retensio plasenta
Plasenta manual
  • Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudahan melahirkannya keluar dari kavum uteri.
  • Melepas plasenta dari dinding uterus
  1. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah.
  2. Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus, perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil di geser ke atas (cranial ibu) hingga sampai perlekatan plasenta dari dinding uterus.
  • Mengeluarkan plasenta
  1. Sementara satu tangan masih didalan kavum uteri, lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal
  2. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah uterus) kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar
  3. Lakukan penekanan uterus ke arah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta didalam wadah yang telah disiapkan.

  • Pencegahan infeksi pasca tindakan
  1. Dekontaminasi sarung tangan serta peralatan lain yang digunakan.
  2. Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
  3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
  4. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
  • Pemantaun pasca tindakan
  1. Periksa kembali tanda vital ibu.
  2. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan.
  3. Tulis rencana pengobatan, tindakan yang masih di perlukan dan asuhan lanjutan.
  4. Beritahu ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan asuhan lanjutan.
  5. Lanjutan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum di pindah ke ruang gabung.

4. KALA IV PERSALINAN
  • Kala IV adalah masa selama 1-2 jam setelah pengeluarn uri. Dua jam pertama pasca peralinan merupakan masa krisis bagi ibu dan neonatus (bayi baru lahir).

A.FISOLOGI KALA IV
  • Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi lahir dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali ke bentuk normal,Perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episotomi serta pemantauan dan evaluasi lanjut juga perlu diperhatikan.
B.EVALUASI UTERUS
  • Kontraksi uterus yang tidak kuat dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri, yang dapat mengganggu keselamatan ibu. Untuk itu evaluasi terhadap uterus pasca pengeluaran plasenta sangat penting untuk diperhatikan.
C.PEMERIKSAAN SERVIKS, VAGINA DAN PERINIUM
  • Segera setelah kelahiran bayi, serviks dan vagina harus diperiksa secara menyeluruh untuk mencari ada tidaknya laserasi dan dilakukan perbaikan lewat perbedahan kalau diperlukan.
  • Laserasi dapat dikategorikan dalam :
  1. Derajat 1: laserasi mengenai mukosa dan kulit perinium, tidak perlu dijahit.
  2. Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, dan jaringan perinium (perlu dijahit)
  3. Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perinium dan spingter ani.
  4. Derajat IV: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perinium dan spingter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

D.PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT KALA IV
  • Pemantauan selama dua jam pertama post partum sangat penting. Selama kala IV ini bidan harus meneruskan proses penatalaksanaan kebidanan yang telah mereka lakukan selama kala I, II, III, untuk memastikan ibu tidak menemui masalah apapun. Karena terjadi perubahan fisiologis, pemantauan dan penanganan yang dilakukan oleh tenaga medis adalah :
  1. Vital sign (TTV).
  2. Suhu
  3. Tonus uterus dan ukuran tinggi uterus
  4. Perdarahan
  5. Kandung kencing
  6. Pemantauan keadaan umum ibu

a. Setelah lahirnya plasenta :
  1. Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi.
  2. Evaluasi tinggi fundus
  3. Periksa perinium daru perdarahan aktif, misalnya apksh dari laserasi atau episiotomi.
  4. Evaluasi kondisi ibu secara umum.
b. Dokumentasi semua asuhan
  • Asuhan dalam 2 jam post-partum, antara lain :
  1. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
  2. Mengajarkan pada ibu dan keluarga melakukan massage uterus dan memeriksa uterus.
  3. Mengevaluasi kehilangan darah.
  4. Memeriksa tekanan darah, nadi, kadaan kandung kemih
  5. Memeriksa temperatur tubuh ibu
  6. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang normal.

a.Tanda bahaya kala IV
  • Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :
  1. Deman
  2. Perdarahan aktif
  3. Bekuan darah banyak
  4. Bau busuk dari vagina
  5. Pusing
  6. Lemas luar biasa
  7. Kesulitan dan menyusui
  8. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa

b.Deteksi dini patologi Kla IV

1.Atonia Uteri
  • Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri adalah terjadinya perdarahan.

c. Bentuk Tindakan pada Kala IV
  • Tindakan Baik :
  1. Mengikat tali pusat
  2. Memeriksa tinggi fundus uteri
  3. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrsi dan hidrasi
  4. Membersihkan ibu dari kotoran
  5. Memberikan cukup istirahat
  6. Menyusui segera
  7. Membantu ibu ke kamar mandi
  8. Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi.

d. Langkah – langkah Penatalaksanaan Persalinan Kala IV
  1. Periksa fudus uteri
  2. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih
  3. Anjurkan ibu untuk minum dan tawarkan makanan yang diinginkan
  4. Bersihkan perinium dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
  5. Biarkan ibu istirahat
  6. Biarkan ibu berada di dekat noenatus
  7. Berikan kesempatan agar ibu membantu kontraksi uterus
  8. Bila ingin, ibu diperkenankan untuk ke kamar mandi dan BAK. Pastikan ibu sudah bisa buang air kecil dalam waktu 3 jam pasca persalinan
  9. Berikan petunjuk kepada ibu atau anggota keluarga mengenai :a. Cara mengamati kontraksi uterus; b.Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan neonatus.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Asrinah, Dkk: 2010, Asuhan Kebidanan Masa Persalinan, Yogyakarta, Graha Ilmu.
  2. Mochtar, Rustam: 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta, EGC.
  3. Prawirohardjo, Sarwono: 2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Bina Pustaka.
  4. Prawirohardjo, Sarwono: 2009, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta, PT. Bina Pustaka.
  5. Sastrawinata, Sulaiman: 1983, Obstetri Fisiologi, Bandung, Eleman.
  6. Sulaiman, Ali: 2001, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Jakarta, Media Aesculapius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar